HARI-HARI AWAL SHIN TAE-YONG: TEKANAN, BAHASA INDONESIA, DAN NASI GORENG



Pelatih anyar tim nasional Indonesia, Shin Tae-yong, resmi memulai tugas barunya dengan menyusun rencana untuk tim nasional Indonesia U-19, yang saat ini tengah menjalani pemusatan latihan di Cikarang, Jawa Barat. Sejak tiba di Tanah Air, Shin Tae-yong sudah beberapa kali berkomunikasi dengan media, banyak hal dibahas olehnya mulai dari tugas berat yang menanti dirinya, gaya kepelatihan, rencana kedepan untuk tim nasional senior dan kelompok umur, serta kuliner nusantara. Berikut adalah ringkasan perjalanan minggu pertama mantan pelatih tim nasional Korea Selatan tersebut sebagai pelatih tim nasional Indonesia seperti dirangkum oleh situs berita sepak bola, Bola Nusantara:

Sadar tugas berat menanti

            Secara tradisional, Indonesia memang bukan negara yang terkenal akan kesuksesan sepakbolanya, namun hal tersebut tidak menyurutkan animo penduduk Tanah Air terhadap olahraga si kulit bundar ini. Demikian juga halnya dengan tim nasional Indonesia, yang rindu akan prestasi di tingkat senior sejak terakhir meraih medali emas Southeast Asian Games (SEA GAMES) pada tahun 1991 silam, atau nyaris tiga dekade lalu.

            Hal tersebut sendiri disadari oleh Shin Tae-yong, menurut dirinya melatih tim nasional Indonesia adalah sebuah tanggung jawab besar apalagi dengan tingginya tekanan serta ekspektasi dari publik Indonesia. Apalagi, tanggung jawab Shin tae-yong tidak hanya terbatas pada tim nasional senior, tetapi juga tim nasional U-20 yang tahun depan akan berlaga di hadapan publik sendiri sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

            “Perasaan saya saat ini jujur sedikit ada beban. Ada keinginan untuk memberikan yang terbaik. Setelah bertemu langsung dengan PSSI dan mengetahui tingginya harapan masyarakat Indonesia, terhadap kemajuan timnas dan sepakbolanya,” ujar Shin Tae-yong seperti dikutip dari situs resmi PSSI.

            “Sesungguhnya melatih timnas Indonesia merupakan tantangan berat, dan ini akan menjadi pengalaman pertama saya melatih di luar Korea. Bahasanya berbeda, lingkungannya berbeda, dan budayanya juga berbeda,” lanjut pria berusia 50 tahun tersebut.

            Meski demikian, Shin Tae-yong yakin potensi dari Indonesia bisa dipenuhi asalkan semua pihak mau bahu membahu untuk bekerja sama dan meraih kesuksesan.

            “Bukan juga pemain saja yang bermain baik, lalu semuanya bisa membaik, dan langsung juara. Untuk bisa menang, mulai dari pihak federasi, staf tim, pemain, dan seluruh pelatih harus bersinergi menjadi satu terlebih dahulu,” tegas mantan gelandang Seongnam Ilhwa Chunma tersebut.

Imbau pemain jauhi media sosial

            Pelatih yang pernah menangani berbagai tim nasional kelompok umur Korea Selatan tersebut berpesan kepada para pemain supaya menjauhi media sosial. Bagi Shin Tae-yong, pemain sebaiknya fokus saja kepada performa mereka di lapangan.

“Jujur, saya sama sekali tidak menggunakan media sosial. Oleh karena itu, saya bisa fokus ke pertandingan,” ujarnya saat wawancara di kantor PSSI.

Jadi, ini juga menjadi pesan kepada pemain untuk tak menghabiskan waktu bermedia sosial saat menghadapi pertandingan,” tegasnya seperti dikutip situs berita bola dunia, Bola Nusantara.

Bawa Timnas U-19 ke Thailand

            Shin Tae-yong juga mengungkapkan rencananya bagi tim nasional U-19. Selepas pemusatan latihan di Cikarang, Jawa Barat, ia berencana untuk membawa 30 pemain menjalani Training Camp (TC) di Thailand. Di negeri Gajah Putih tersebut, mereka juga akan menantang klub-klub asal Korea Selatan.

            “Nanti di Chiang Mai akan datang juga klub-klub Korea Selatan. Nantinya pemain dalam tim juga harus bersaing dengan tim-tim dari Liga Korea. Makanya kami pilih Thailand,” tutur Shin Tae-yong.

Sudah cicipi kuliner nusantara

            Selain faktor-faktor teknis, Shin Tae-yong juga menunjukkan bahwa dirinya akan cepat beradaptasi dengan kebudayaan Indonesia. Ia tengah menempuh pelajaran bahasa Indonesia, dan sudah bisa menggunakan beberapa kata untuk percakapan sehari-hari.

            “Selamat sore. Hai, apa, siapa, ke mana, kapan,” ucap Shin Tae-yong memamerkan beberapa kata dalam bahasa Indonesia yang sudah ia kuasai.

            Tidak hanya itu, Shin Tae-yong pun sudah mencicipi makanan yang dinobatkan sebagai makanan terenak kedua di dunia oleh media internasional terkemuka sekaligus makanan khas Indonesia, yakni nasi goreng.

            “Makanan yang tidak berbeda jauh dengan di Korea Selatan. Saya sudah mencobanya seperti nasi goreng,” tambahnya lagi.

            Kini, patut dinanti apakah sentuhan Shin Tae-yong akan menghasilkan hidangan yang nikmat bagi para pecinta sepak bola Indonesia.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "HARI-HARI AWAL SHIN TAE-YONG: TEKANAN, BAHASA INDONESIA, DAN NASI GORENG"

Post a Comment